Kamis, 21 April 2011

Modalnya perhiasan istri

Modalnya Perhiasan Istri

Perhiasan merupakan benda yang dipakai sebagai hiasan. Perhiasan yang dipakai istri kita dapat berupa kalung, cincin atau anting-anting. Perhiasan tersebut biasanya bahannya terbuat dari emas. Istri memperoleh perhiasan tersebut dari mahar (emas kawin) ketika menikah atau dari pemberian orang tuanya atau hadiah dari sang suami tersayang. Perhiasan merupakan modal yang dapat digunakan untuk memulai bisnis.
Haji Ate Tohi dari Desa Sukagerang Garut memulai bisnisnya dari modal kalung, gelang dan anting-anting milik istrinya. “Saya merayu istri saya agar merelakan kalung, gelang dan anting-anting untuk modal. Saya sebenarnya malu untuk mengungkapkan, karena perhiasan tersebut saya berikan untuk istri saya, tidak dijual untuk modal” kata Ate Tohi. Meskipun mertuanya sebagai pengusaha kulit yang cukup kaya tetapi ia malu untuk meminta modal dari mertuanya. Dengan modal perhiasan tersebut ia memulai bisnis dalam bidang perkulitan, karena mendapat dorongan dari teman dan keluarganya secara tidak sengaja. Ate Tohi sejak muda telah memahami seluk beluk kulit dari kakaknya sebagai penyamak kulit.



Strategi yang dilakukan pada awalnya adalah mengikuti pameran di Jakarta pada 1990-an dengan menumpang pada stand milik kawannya, karena belum mampu menyewa stand sendiri. Setelah pameran tersebut, mulai banyak pelanggan yang datang ke tempat Ate Tohi, bahkan banyak pelanggannya dari orang asing. Pada saat krisis justru perusahaannya mendapat keuntungan besar. Bahkan industri mengalami booming saat terjadinya krisis, karena nilai dolar melonjak tajam, $US 1 menembus angka Rp.16.000,-. Ia mengubah pangsa pasar 80 % local menjadi ekspor. Strategi lain yang membuat ia sukses adalah strategi dalam mengelola keuangan. Ia menggunakan prinsip yang dipakai etnis Tionghoa, yaitu selalu mengendalikan pengeluaran paling banyak 50 % dari keuntungan.
Saat ini perusahaan Ate Tohi yang didirikan lebih dari 15 tahun yang lalu telah mempunyai omset lebih dari Rp. 5 milyar perbulan dan telah melakukan ekspor mempunyai karyawan lebih dari 500 orang. Pabrik penyamakan kulit dari Ate Tohi telah berkembang menjadi 2,4 hektar dan akan dikembangkan dengan produksi dua kali lipat. Ia melakukan investasi tersebut, karena ia memandang bahwa bisnis kulit masa depannya cerah dan pasarnya luas.
Demikian juga yang saya alami. Perjalanan bisnis tidak selalu mulus. Sesuatu milik istri yang sangat berhargapun kadang kali harus dikorbankan, untuk menyambung dan mempertahankan bisnis yang dalam posisi tidak baik.
“Saya meneteskan air mata ketika menjual cincin 2 gram yang bertuliskan M.Suyanto” kata istri saya pada saat menjual cincin emas kawin kami di toko emas, sehingga saat ini kami tidak mempunyai cincin kawin. Cincin itu untuk mengatasi kesulitan dalam mengarungi bisnis yang hasilnya belum menentu. Memang untuk memulai bisnis, istri kita harus berkorban. Perhiasan milik istri sebagai modal yang mengagumkan. Semoga Allah membalasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar